PEMUDA HARAPAN UMAT
Oleh : Supriyanto, S.Pd.
“Sesungguhya Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib mereka
sendiri.” (Qs. Ar-Ra’du : 11)
“Sesungguhnya
mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan
kepada mereka petunjuk.”(Qs. Al-Kahfi : 13)
Sejarah telah mencatat betapa pada setiap zaman, selalu
muncul pemuda-pemuda yang memimpin kaumnya menuju suatu perubahan. Baik itu
perubahan ke arah kebaikan maupun perubahan ke arah kerusakan, keduanya sering
dipelopori oleh kaum muda.
Muhammad Al Fatih misalnya,
ia mewakili kelompok pemuda yang merubah kaumnya ke arah kebaikan dengan
melebarkan sayap Islam menembus Benua Eropa setelah sekian ratus tahun gagal
dilakukan oleh para pendahulunya bahkan oleh sahabat sekelas Umar Bin Khattab
ra. Saat itu Muhammad Al Fatih baru berusia 22 tahun, dan yang pasti itu
bukanlah suatu kebetulan.
Berapa usia anda sekarang?
Apa yang telah anda lakukan untuk Islam? Apa yang telah anda persiapkan untuk
menuju masa depan abadi kita di akhirat? Maka, bangkitlah mulai sekarang!
Bukan pula suatu kebetulan jika setiap nabi yang diutus oleh Allah SWT
adalah dari kalangan pemuda juga. Bahkan para pedukung dakwah di masa awal
perjuangan Rasulullah SAW juga dipenuhi oleh barisan pemuda perkasa yang
cemerlang mengukir sejarah. Ali bin Abi Thalib masih 10 tahun ketika
bersyahadat. Usamah bin Zaid baru berusia 18 tahun ketika mendapat amanah
sebagai panglima besar memimpin barisan mujahidin melawan imperium romawi dalam
perang Mu’tah.
Di era kekinian sekalipun sebenarnya peran pemuda masih sangat
diperhitungkan dalam kancah perubahan bangsa. Pada tahun 1928 kita saksikan
para pemuda menyatukan perjuangan nasional ke arah perjuangan modern. Tahun
1966 kita lihat para pemuda menjungkirbalikkan kekuasaan soekarno yang sudah
jauh menyimpang dari garis perjuangan. Di tahun 1998 kita juga disuguhi gerakan
pemuda yang berhasil menumbangkan kekuatan tirani orde baru yang ditakuti
lawan-lawan politiknya.
Dan sekarang, tampaknya tongkat estafet perjuangan pemuda itu akan
dijatuhkan ke tangan anda. Siap atau
tidak, andalah yang akan memimpin bangsa ini ke arah perubahan. Entah itu
menuju kemakmuran atau malah terjerumus dalam kehancuran.
Paling tidak ada lima hal yang harus kita perankan dengan baik agar
kita bisa membawa perubahan bangsa dan ummat ini menuju kemakmuran sebagaimana
yang telah dilakukan oleh para pemuda Robbani dari zaman ke zaman.
Pertama, membangkitkan sikap kritis. Sikap kritis terhadap setiap
permasalahan yang ada di sekeliling kita. Sikap kritis dalam masalah aqidah
akan membebaskan kita dari syirik, takhayul, khurafat, ideologi dan
filsafat-filsafat yang sesat. Sikap kritis dalam masalah ibadah yang dapat
membersihkan dari segala bentuk bid’ah dan tasyabbuh, serta sikap kritis yang
bisa menghilangkan sikap tidak peduli terhadap kemungkaran dan sikap membebek
pada budaya orang-orang kafir tanpa argumentasi yang jelas dan manfaat yang
nyata.Dalam hal ini, Nabi Ibrahim AS
telah memberi contoh nyata pada kita, sebagaimana firman Allah SWT :
“Ibrahim berkata, “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu
yang tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi
mudharat kepada kamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain
Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?” (Qs. Al-Anbiya : 52)
Kedua, Sebaik-baik zaman adalah zaman Rasulullah SAW, kemudian setelahnya dan kemudian setelahnya lagi. Begitulah informasi yang sampai kepada kita dari Rasulullah SAW. Setelah semakin jauh dari zaman terbaik itu, kini kita saksikan zamannya generasi yang rusak, pecandu narkoba, pelanggan tempat-tempat hiburan, melegalkan prostitusi, pengejar ketenaran dan materi dengan cara-cara yang penuh ma’siyat serta menjauh dari tempat sujud. Kondisi inipun sudah disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan.” (Qs. Maryam : 59)
Karena kondisi yang seperti ini, maka peran kita yang kedua adalah menggantikan
generasi yang telah rusak tersebut.
Hal ini adalah sebuah sunnatullah yang harus kita patuhi, sebagaimana
firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian murtad dari agama ini, maka
Allah akan menggantikan kalian dengan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan merekapun mencintai-Nya, bersikap lembut terhadap sesama mu’min dan keras
terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan
orang-orang yang suka mencela...”(Qs. Al-Ma’idah : 54)
Mudah-mudahan kita termasuk generasi pengganti yang dijanjikan oleh Allah tersebut, bukan malah menjadi generasi yang harus digantikan itu.
Ketiga, Meneruskan dan menjaga kesinambungan generasi Islam yang akan mengemban risalah Ilahi. Sesungguhnya pada setiap zaman, Allah SWT akan senatiasa memunculkan seorang mujaddid yang akan memperbarui semangat beragama ummat Islam. Ia akan berjuang bersama barisan mujahid yang tak kenal lelah dalam menegakkan panji-panji Islam di manapun berada. Maka pemuda Islam harus menyambut seruan para mujaddid ini dan berjuang bersamanya sampai syahid datang menjemput.
Keempat, memperbaharui semangat ummat. Di zaman ini begitu banyak orang
pandai dan mumpuni pengetahuan agamanya. Begitu banyak para cendikiawan di
kalangan ummat kita. Tetapi, kitapun melihat betapa ummat ini masih begitu
tertinggal dan malah menjadi makanan empuk musuh-musuhnya. Setiap ada kejadian
teror, ummat inilah yang paling mudah menjadi tertuduh. Setiap kali ada
keributan karena berebut kekuasaan politis dan ekonomis, ummat inilah
korbannya. Musuh-musuh kita begitu rapi membungkus konspirasi jahatnya pada
kita sampai seakan-akan tak terkalahkan oleh siapapun. Kondisi ini membuat
sebagian besar ummat ini mengidap penyakit inferior yang kompleks.
Sebagai pemuda Islam, kita(saya dan anda)lah yang harus mengambil peran
untuk membangkitkan lagi semangat juang ummat ini. Bukankah begitu banyak janji
yang diberikan Allah akan kemenangan kita terhadap ummat-ummat yang lain,
diantaranya:
“Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(Qs. Muhammad : 10)
“Dan bagi orang-orang yang bejihad di jalan-Ku, maka niscaya Aku Akan
menunjukkan jalan-jalan-Ku. Dan sesungguhnya Allah senantasa bersama
orang-orang yang berbuat baik.”(Qs. Al-Ankabut : 69)
Kelima, Sesungguhnya dominasi kaum kafir dan pengikut syetan di dunia ini bukanlah karena kehebatan kekuatan mereka semata-mata, akan tetapi karena absennya kekuatan ummat Islam yang beriman, bersatu dan tangguh. Maka peran kita harus merubah ummat yang belum berani tampil ini, menjadi ummat yang dominan dan mengendalikan percaturan dunia internasional.
Para pemuda Islam harus mampu meyakinkan dan menggerakkan seluruh potensi kekuatan ummat ini dalam satu front yang solid dan tangguh, yang dengan kekuatan itu niscaya gentarlah musuh-musuh Allah, sebagaimana petunjuk-Nya:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang. Yang dengan kekuatan
itu, kamu akan menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian...”(Qs. Al-Anfal : 60)
Kekuatan setangguh itu tidaklah mustahil untuk kita wujudkan jika kita
memang punya tekad yang kuat. Kita bisa merubah kondisi ke arah itu dimulai
dari perbaikan individu kita masing-masing, kemudian kita bentuk
keluarga-keluarga islami pendukung dakwah, lalu bersama keluarga-keluarga yang
lain kita ubah dan bentuk masyarakat yang islami, untuk kemudian kita bebaskan
semua tanah air kita dari dominasi asing. Kemudian kita perbaiki pemerintahan
kita supaya mendukung upaya penyatuan semua negara muslim dalam satu wadah
bersama yang akan menjadi pemimpin seluruh alam ini. Mari kita mulai saat ini,
hasbunallah wani’mal wakil.
______________________________________________
·
Disampaikan dalam Daurah Anggota Baru SKI HMJ Teknik Elektro, UNESA Thn 2004
·
Penulis adalah staff pengajar SMP Al-Hikmah Full Day School
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar