Minggu, 16 Juni 2013

Madrasah Diniyah At-Taqwa



Madrasah Diniyah At-Taqwa


Bismillahi Walhamdulillah, Sahabat-sahabat At-Taqwa sekalian, perkenankanlah kali ini kami selaku pengelola LPI At-Taqwa memperkenalkan salah satu unit layanan dakwah kami. Unit Layanan Dakwah itu adalah Madrasah Diniyah At-Taqwa.Unit ini sebenarnya telah berjalan satu tahun dan telah memiliki 35 santri dan 2 tenaga pengajar.

Tahun lalu, ketika kami memperpanjang ijin operasional TPQ di Dinas Pendidikan, kami diarahkan untuk mengurus ijin operasional di Kemenag. Atas arahan tersebut, kami segera mengajukan proposal permohonan ijin operasional TPQ At-Taqwa di kemenag setelah sebelumnya (selama ini) ijin operasional lembaga kami dikeluarkan oleh Diknas (sekarang Kemendikbud). Alhamdulillah Ijin Operasional dari Kemenag tersebut telah terbit untuk 5 tahun kedepan hingga tahun 2018, dan bisa diperpanjang lagi.

Nah, salah satu berkas yang harus kami lampirkan saat mengajukan ijin operasional tersebut adalah Daftar Santri lengkap dengan nama orang tua dan alamatnya. Pada daftar santri kami memang saat itu terdaftar 103 santri TPQ dan 27 santri PAUD-PG. Dari 103 santri TPQ tersebut, usia mereka sangat beragam.mulai dari usia TK, SD hingga SMP.

Setelah memperhatikan data santri kami tersebut, pihak kemenag menyarankan agar kami membentuk unit-unit layanan baru untuk melayani para santri berdasarkan segmentasi usia dan tingkat pendidikan formalnya. Dalam hal ini, kemenag menyarankan kami untuk segera membentuk unit TK Al-Qur'an dan Madrasah Diniyah.


Saran tersebut kami sambut dengan semangat dakwah yang semakin membara. Hal ini mengingatkan kami sendiri, bahwa diawal-awal kami memulai langkah-langkah dakwah di lingkungan Perumahan kami 7 tahun yang lalu (Kami memulai Dakwah di daerah ini pada tahun 2006 awal), kami memang telah memiliki impian besar akan jalannya Dakwah Islam di perumahan ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, tak terasa LPI At-Taqwa telah 5 tahun berjalan (LPI At-Taqwa kami rintis pada tahun 2008 dan diakui secara formal oleh pemerintah - Diknas/Kemendikbud - pada tahun 2009). Para santri yang mulai mengaji sejak usia TK atau SD, bahkan ada yang mulai usia Play Group, kini telah bertambah besar. Beberapa diantara mereka telah memasuki usia SMP. 





Di awal Bulan Juni 2013 ini, Satu unit rumah type 36/96 telah kami beli dan segera akan direnovasi. Insya Allah tahun ajaran baru 2013-2014 telah siap pakai.

Alhamdulillah, kami bersyukur atas nikmat karunia ini. Apa lagi gedung ini berlokasi persis disamping gedung/rumah yang selama ini telah mejadi sekretariat Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa.

Kami yakin seyakin-yakinnya bahwa jika kita punya azzam yang kuat untuk membela dan menegakkan agama Allah, niscaya Dia akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an yang mulia:

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”(Qs.Muhammad 47 : 7)

Hal ini benar-benar telah kami rasakan dan alami bersama ketika menceburkan diri dalam gelombang dakwah di daerah ini. Di masa-masa awal dakwah, kami harus menumpang di teras-teras rumah warga. Setengah tahun kemudian salah satu tetangga meminjamkan salah satu rumahnya untuk kami tempati kegiatan dakwah kami setelah beliau melihat santri kami semakin banyak dan tidak lagi tertampung di teras rumah. 

Setelah berjalan setengah tahun, kami putuskan untuk mengontrak sebuah rumah dengan type lebih besar untuk menampung aktivitas dakwah kami yang sudah semakin semarak (PAUD-PG, TPQ, QRC-Qur'an Reading Course, Majelis Taklim-Pengajian Keluarga Sakinah, Persatuan Orang Tua Santri, Halaqoh Tabawiyah, dan sebagainya). Alhamdulillah, atas dukungan dari warga masyarakat dan pengurus RT setempat, semua biaya kontrak tersebut bisa dipenuhi untuk 3 tahun. 

Pada Akhir tahun 2012 yang lalu, masa kontrak berakhir. Kamipun pindah ke lokasi baru. Alhamdulillah, atas kemudahan yang diberikan Allah SWT, ada seorang warga yang menyerahkan salah satu rumahnya untuk kami kelola sebagi gedung utama unit-unit dakwah kami tanpa meminta sepeserpun uang sewa. Beliau dan keluarga hanya mengharapkan balasan amal jariyah dari Allah SWT. Selain menempati lokasi baru tersebut, kami juga mulai melakukan penyebaran aktivitas dakwah kami ke beberapa lokasi lain (tepatnya ke rumah-rumah para Ustadz/ustadzah kami)

Tidak berselang lama setelah itu, ada lagi muhsinin yang membeli salah satu unit rumah baru di lingkungan Perumahan yang memang sedang terus berkembang. Rumah itu untuk 5 tahun kedepan diserahkan kepada LPI At-Taqwa untuk dikelola sabagai salah satu gedung markaz dakwah LPI At-Taqwa. Gedung tersebut saat ini sedang dalam tahap penambahan fasilitas hingga siap digunakan di awal tahun ajaran mendatang.

Jika dihitung, di tahun ajaran baru mendatang, aktivitas dakwah di Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa akan menempati 7 lokasi di 3 Gedung Utama dan 4 rumah Pengajar/Sekretariat. Gedung Utama yang kami maksud adalah gedung yang memang khusus digunakan untuk aktivitas dakwah/pendidikan dan tidak dihuni sebagai rumah tempat tinggal keluarga.

Sejak semula, kami telah merancang Grand Design Lembaga ini untuk menjadi sebuah Yayasan Pendidikan dan Dakwah yang kuat. Dimana kita akan melayani ummat dalam bidang pendidikan mulai PGIT-TKIT, SDIT, SMPIT hingga SMAIT.





Pengalaman kami menjadi guru di berbagai lembaga pendidikan negeri dan swasta, diantaranya di LPI Al-Hikmah Full Day School Surabaya dan Pesantren Hidayatullah Surabaya serta keterlibatan kami dalam kepengurusan JSIT-Indonesia (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) Wilayah Jawa Timur turut menambah semangat kami untuk mewujudkan sebuah “Lembaga Dakwah yang Berbasis Pendidikan”.

Terispirasi dari LPI Al-Hikmah Surabaya yang ingin melayani semua ummat Islam tanpa membedakan ormas dan mazhab, maka kamipun ingin seperti itu. Kami bermimpi bisa melahirkan generasi baru ummat Islam yang tidak lagi tersekat oleh fanatisme kelompok, ormas, maupun mazhab. Meskipun kami tidak akan menafikan peran dan keberadaan berbagai kelompok, ormas dan mazhab yang ada. Kami justru sangat menghormati, menghargai dan mengapresiasi peran dan jasa mereka dalam dakwah ini. Dan kenyataannya, kami memang tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Kami hanya ingin berusaha menjadi unsur perekat ukhuwah Islamiyah sebatas yang kami bisa.

Impian kami, dengan Grand Design yang telah kami bangun, kami ingin melahirkan generasi baru (diantara upaya yang kami tempuh adalah dengan membuka Madrasah Diniyah A-Taqwa ini) yang paling tidak memiliki 10 karakter utama berikut ini:
  1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
  2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
  3. Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
  4. Qowiyyul Jismi (Kekuatan jasmani)
  5. Mutsaqqoful Fikri (Berfikir yang intelek / cerdas)
  6. Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu)
  7. Harishun Ala Waqtihi (Manajemen waktu yang baik / tidak telat kalau dauroh, liqo, tartil materi, syuro, dan lainnya)
  8. Munazhzhamun fi Syu'unihi (Teratur dalam segala urusan)
  9. Qodirun Alal Kasbi (Mandiri dalam segi finansial)
  10. Nafi’un Lighoirihi (Bermanfaat bagi orang lain)
Dan kalau dijabarkan, paling tidak akan lahir generasi muslim yang kaffah dan syumul dalam memahami Islam seperti tergambar berikut ini: 

1.       Salimul Aqidah (Good Faith)

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162).

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

Beberapa contoh dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu:
1) Tidak mengkafirkan seorang muslim;
2) Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq;
3) Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majlis mereka;
4) Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
5) Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-Nya dan Af’al-Nya;
6) Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7) Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma’ dan Sifat dan mengikuti madzhab salafus shalih;
8) Mengetahui batasan-batasan wala’ dan bara’;
9) Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
10) Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuha;
11) Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
12) Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam;
13) Berusaha meraih rasa manisnya iman;
14) Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
15) Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya;
16) Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka.


2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ’shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

Beberapa aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari shahihul ibadah, yaitu:
1. Khusyu’ dalam shalat;
2. Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
3. Bersedekah;
4. Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
5. Menjaga organ tubuh (dari dosa);
6. Haji jika mampu;
7. Khusyu’ saat membaca Al Qur’an;
8. Sekali Khatam Al Qur’an setiap dua bulan;
9. Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan bacaan ringan;
10. Banyak berdo’a dengan memperhatikan syarat dan adabnya;
11. Banyak bertaubat;
12. Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;
13. Memerintahkan yang Ma’ruf;
14. Mencegah yang Munkar;
15. Ziarah kubur untuk mengambil ‘Ibrah;
16. Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
17. Senantiasa bertafakkur;
18. Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya;

3. Matinul Khuluq (Strong Character)

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).

Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Tidak ‘inad (membangkang);
2. Tidak banyak mengobrol;
3. Sedikit bercanda;
4. Tidak berbisik tentang sesuatu yang bathil;
5. Tidak hiqd (menyimpan kemarahan);
6. Tidak hasad;
7. Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan;
8. Menjalin hubungan baik dengan tetangga;
9. Tawadhu’ tanpa merendahkan diri;
10. Berani;
11. Halus;
12. Menjenguk orang sakit;
13. Komitmen dengan adab meminta idzin;
14. Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik;
15. Merendahkan suara;
16. Menyambung persaudaraan (Shilatur-Rahim);
17. Komitmen dengan adab mendengar;
18. Komitmen dengan adab berbicara;
19. Memuliakan tamu;
20. Mengumbar senyum di depan orang lain;
21. Menjawab salam

4. Qowiyyul Jismi (Physical Power)

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya.
Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).

Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman, seperti:
a. Membersihkan peralatan makan dan minum;
b. Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi minuman alami;
c. Mengatur waktu-waktu makan;
d. Mampu menyediakan makanan;
e. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;
f. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
g. Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
h. Selektif dalam memilih produk makanan

2) Mengikuti petunjuk kesehatan tentang tidur dan bangun tidur, seperti:
a. Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar;
b. Berlatih 10 - 15 menit setiap hari;
c. Berjalan 2 - 3 jam setiap pekan;
d. Mengobati diri sendiri;
e. Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk

5. Mutsaqqoful Fikri (Thinking Brilliantly)

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.

Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: "Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39:9).

Aplikasi dari mutsaqqoful fikri yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Hafal juz 28 dan 29 dengan baik;
2) Membaca tafsir Al Qur’an juz 28 dan 29;
3) Mengaitkan antara Al Qur’an dengan realita;
4) Mengahafalkan seluruh hadits dari Arba’in An Nawawiah;
5) Menghafal 50 Hadits Riyadhush-Shalihin;
6) Mengkaji marhalah Madaniah dan menguasai karakteristiknya;
7) Mengenal sirah 20 syuhada dari kalangan sahabat ;
8) Mengetahui hukum Zakat;
9) Mengetahui fiqih Haji;
10) Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya;
11) Mengetahui sisi-sisi Syumuliyatul Islam;
12) Mengetahui problematika kaum muslimin nasional dan internasional;
13) Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin;
14) Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum muslimin;
15) Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
16) Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita;
17) Mengetahui dan mengulas tiga risalah ;
18) Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
19) Memahami amal jama’I dan taat;
20) Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada kita;
21) Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil:
22) Mengetahui informasi baru dari problematika kontemporer;
23) Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
24) Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran dan terbitan-terbitan kita;
25) Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah

6. Mujahadatun Linafsihi (Continence)

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: "Tidak beragama seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam)" (HR. Hakim).

Aplikasi dari mujahadatun linafsihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Memerangi dorongan-dorongan nafsu;
2) Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah;
3) Selalu menyertakan niat jihad;
4) Menjadikan dirinya bersama orang-orang baik;
5) Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan;
6) Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal Islami;
7) Sabar atas bencana;
8) Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
9) Menerima dan memikul beban-beban da’wah.

7. Harishun ‘ala Waqtihi (Good time management)

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: ‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’


Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

Aplikasi dari harishun ala waqtihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan hajatnya;
2) Memelihara janji umum dan khusus;
3) Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat.

8. Munazhzhamun fi Syu’unihi (Well Organized)

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.

Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

Aplikasi dari munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Shalat sebagai penata waktunya;
2) Teratur di dalam rumah dan kerjanya;
3) Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya;
4) Disiplin dalam bekerja;
5) Memberitahukan gurunya problematika yang muncul

9. Qodirun ‘alal Kasbi (Independent)

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.

Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

Aplikasi dari qodirun alal kasbi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Bekerja dan berpenghasilan;
2) Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
3) Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis;
4) Berusaha memiliki spesialisasi;
5) Ekonomis dalam nafkah ;
6) Mengutamakan produk umat Islam;
7) Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
8) Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai

10. Naafi’un Lighoirihi (Giving Contribution)

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák mengganjilkan.

 Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir).

Aplikasi dari nafi’un lighoirihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:1) Komitmen dengan adab Islam di dalam rumah;
2) Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri);
3) Membantu istrinya;
4) Melaksanakan hak-ahak anak;
5) Memberi hadiah kepada tetangga;
6) Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
7) Memberikan sesuatu dari yang dimiliki;
8) Mendekati orang lain;
9) Mendorong orang lain berbuat baik;
10) Membantu yang membutuhkan;
11) Membantu yang kesulitan;
12) Membantu yang terkena musibah;
13) Menolong yang terzhalimi;
14) Berusaha memenuhi hajat orang lain
15) Bersemangat menda’wahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya;
16) Memberi makan orang lain;
17) Mendo’akan yang bersin.
 
Demikianlah impian kami tentang generasi baru yang hendak kami wujudkan bersama Anda dan semua kaum muslimin yang peduli pada masa depan anak cucu kita, generasi mendatang penerus dakwah Islam.

JSIT-Indonesia (Jaringan Sekolah Islam terpadu) Sebagai sebuah jaringan sekolah yang dikelola oleh para aktivis dakwah dan telah lama malang melintang di "blantika" dakwah di negeri ini, Alhamdulillah, telah berhasil menyusun buku“Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu”. Buku ini ditulis bersama oleh para guru senior JSIT dari seluruh Indonesia. Jika Standar mutu itu berhasil dijalankan dengan baik, insya Allah impian tentang membentuk dan melahirkan generasi baru tersebut bisa diwujudkan.

Dalam buku tersebut, telah dirinci 8 standar nasional pendidikan (SNP) dipadukan dengan standar mutu SIT (Sekolah Islam Terpadu) untuk memasukkan dan mengimplementasikan nilai-nilai tarbiyah Islamiyah sebagaimana tergambar pada 10 karakter diatas. Hal ini akan memudahkan kami dalam menjalankan kurikulum Tarbiyah Islmiyah di Madrasah Diniyah At-Taqwa.

Berikut ini dokumentasi beberapa kegiatan Dakwah yang telah kami lakukan secara rutin di LPI At-Taqwa :

1. Program Terjemah Al-qur'an bersama para pembimbing dari LPPIQ hasil kerjasama kami dengan LMI (Lembaga Manajemen Infaq)
2. Majelis Taklim : Pengajian Keluarga Sakinah


3. Pendidikan Anak usia Dini : Play Group At-Taqwa

 

 4. Taman Pendidikan Al-Qur'an : TPQ At-Taqwa




 5. Persatuan Orang Tua Santri (POS) At-Taqwa

6. Qur'an Reading Course


7. Program Tahsin Al-Qur'an dan Standarisasi Guru Al-Qur'an Metode Tilawati


8. Aktif dalam Forum KKM yang dikoordinir oleh LP Ma'arif NU

9. Madrasah Diniyah At-Taqwa

 

10. Halaqah Tarbawiyah Untuk Ummahat

11. Halaqah Tarbawiyah Untuk Remaja

12. Perpustakaan Islam Untuk Ummat