BERSATU
DALAM
BENTURAN DAKWAH
Oleh:
Supriyanto, S.Pd.
Dakwah
adalah aktifitas menyeru manusia ke jalan Allah dengan hikmah, nasehat yang
baik dan argumentasi yang kuat (Qs.16:125) dengan obyek atau sasaran pribadi
da’i(penyeru) itu sendiri dan orang lain yang diserunya (Qs.2:44). Usia dakwah
itu sebanding dengan usia manusia. Jadi, dakwah itu dimulai dari adanya manusia
pertama dan baru berakhir ketika manusia sudah musnah.
Dakwah
adalah aktifitas yang dimuliakan oleh Allah (Qs.41:33), dimana para aktifisnya
disebut oleh Allah sebagai ummat terbaik (Qs.3:110). Oleh karena itu, tidaklah
mudah menyusuri jalan dakwah ini. Di sana akan terhampar banyak hambatan,
tantangan, ancaman maupun gangguan yang akan selalu merintangi dan membentur
dakwah dan para aktifisnya.
A. Benturan-Benturan
Dakwah
Secara
umum benturan-benturan dakwah itu bisa muncul dari dua sisi, yaitu sisi
internal da’i itu sendiri dan sisi eksternalnya.
1. Benturan-Benturan
Internal
Diantara benturan-benturan dakwah yang bersifat internal dan menghambat
dakwah adalah: mengikuti hawa nafsu (Qs.45:33), kesibukan kerja (Qs.2:195),
mengurus keluarga (Qs. 3:14, 9:24), ketergesaan dalam memetik hasilnya
(Qs.2:214), kesendirian (single fighter), dan
perbedaan-perbedaan/perpecahan antar aktifis (Qs.3:104).
2. Benturan-Benturan
Eksternal
Sudah menjadi
sunnatullah bahwa setiap ada aksi pasti ada reaksi. Begitu program dakwah
digulirkan, maka musuh-musuh dakwah itu akan bahu membahu menghalanginya.
Mereka akan memberikan benturan-benturan sekeras-kerasnya agar dakwah hancur
berkeping-keping.
Di
antara musuh-musuh dakwah itu adalah: Syetan (Qs.7:16-17), orang-orang munafik (Qs.2:14)
kaum musyrikin (Qs.111:1-5), ahli kitab (Qs.2:120, 217), orang mukmin yang
dengki dan lain-lain.
B. Sebuah
Solusi: Bersatulah!
Bagi seorang mujahid dakwah, benturan-benturan di atas tidak akan
menghentikannya dari aktifitas dakwah. Meskipun begitu, sedikit banyak
benturan-benturan itu akan berpengaruh buruk juga terhadap dakwahnya. Oleh
karena itu, perlu adanya tindakan nyata untuk menangkal benturan-benturan
tersebut.
Dalam menghadapi kendala benturan-benturan internal
dari pihak da’i itu sendiri, solusinya adalah dengan mempertebal keimanan dan
ketakwaan kepada Allah. Mendekatkan diri kepada-Nya melalui berbagai amalan
ruhiyah seperti muhasabah, sholat malam, tilawah Al-Qur’an, puasa wajib dan
sunnah, memperbanyak dzikrullah, membaca sejarah hidup para rasul,
sahabat-sahabat nabi dan para ulama salafush shalih. Selain itu, sang da’i
harus sering berkumpul bersama aktifis dakwah lainnnya untuk saling memberi
motivasi memompakan semangat, saling menasehati dan saling bertukar pikiran.
Sedangkan untuk menghadapi benturan eksternal, tidak ada jalan lain
kecuali dengan jihad, yaitu mengoptimalkan amal untuk menghadapi mereka dengan
sarana yang ada. Akan tetapi jangan sampai kesibukan dakwah kita terforsir
habis untuk menghadapi musuh-musuh dakwah saja, sementara program dakwah yang
telah kita rancang menjadi terbengkalai.
Program-program yang disusun rapi sedapat mungkin dilaksanakan dengan
penuh kesungguhan (Qs.29:69). Dua aktifitas ini, yaitu melaksanakan program
dakwah dan menangkal serangan musuh dakwah tentu banyak membutuhkan tenaga,
pikiran, waktu dan biaya. Oleh karena itu, harus ada pembagian tugas yang jelas
antar sesama da’i.
Para da’i jangan sampai bergerak sendiri-sendiri. Mereka harus bergabung
bersama dengan para da’i lainnya dalam sebuah organisasi (jama’ah) dan
gerakan (harakah) yang akan
bahu-membahu melaksanakan perintah-perintah Allah. SWT (Qs.61:4).
Allahu a’lam bi showwab
********
Referensi:
1. Jalan
Menuju Pembebasan, Syekh Musthafa Masyhur
2. Pergilah
ke Jalan Islam, Al Ustadz Husni Adam Jaror
3. Menuju
Kesatuan Fikrah aktifis Islam, Prof. Dr. Yusuf Al Qardhawi
4. Risalah
Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Banna
5. Terapi
Mental Aktifis Harakah, Dr. Sayyid Muhammad Nuh
6. Jihad
Total, Syekh Sa’id Hawwa
7. Kami
Da’i Bukan Teroris, Prof. Dr.
M. Ali Gharisah
Ayat Al-Qur’an dan Terjemahnya :
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs.16:125)
[845]
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bathil.
Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah
kamu berpikir? (Qs.2:44)
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Qs.41:33)
Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Qs.3:110)
Dan
nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan
mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokkannya. (Qs.45:33)
Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs.2:195)
Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs.
3:14)
[186]
Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang
Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
Katakanlah:
"Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. (Qs.9:24)
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa
oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya
pertolongan Allah itu Amat dekat. (Qs.2:214)
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs.3:104)
[217]
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar
ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat). (Qs.7:16-17)
Dan
bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan
mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu,
Kami hanyalah berolok-olok." (Qs.2:14)
[25]
Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan
binasa[1607].
2.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3.
Kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5.
Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Qs.111:1-5)
[1607]
Yang dimaksud dengan kedua tangan Abu Lahab ialah Abu Lahab sendiri.
[1608]
Pembawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri
Abu Lahab disebut pembawa kayu Bakar karena Dia selalu menyebar-nyebarkan
fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk
Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Qs.2:120)
217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan
Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk)
Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di
sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada
membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam
kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Qs.2:217)
[134]
Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut:
Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah
berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan
(menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari
Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah." Pendapat
Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan
sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam.
[135]
Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk
menindas Islam dan muslimin.
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs.29:69)
Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Qs.61:4)
· Disampaikan dalam acara Kajian Jurusan SKI HMJ
Pendidikan Ekonomi UNESA tanggal 28 Maret 2000.
· Penulis adalah staff pengajar SMP-SMA Luqman Al
Hakim, Ponpes Hidayatullah Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar