Minggu, 06 Januari 2013

fiqih shalat: PUJIAN ANTARA ADZAN DAN IQOMAH



PUJIAN ANTARA ADZAN DAN IQOMAH

Pertanyaan:
Ustadz yang dimuliakan Alloh
saya ingin bertanya tentang kebiasaan saudara kita yang melafatkan pujian atau doa yang dilantunkan (seperti syi'ir) pada saat antara adzan dan iqomah. Apakah hal ini boleh atau bagaimana juga apakah ada dalil yang mendukungnya?
Mohon dijelaskan sedetil-detailnya.  Johan

Jawaban:
Di beberapa tempat memang ada kebiasaan melantunkan semacam tembang atau nyanyian atau yang lebih dikenal dengan istilah pujian pada saat menjelang shalat jamaah. Tepatnya pada saat jeda antara azan dan iqamat.

Lepas dari kaitan ibadah ritual shalat, sebenarnya lafaz-lafaz pujian itu punya makna yang baik dan cenderung mengajak atau mengingatkan kita kepada iman dan taqwa. Terkadang menggunakan bahasa arab walau pun banyak juga yang menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Namun bila dikaitkan dengan rangkaian ritual ibadah shalat, sebenarnya memang tidak ada anjuran dan aturan serta ajaran langsung dari Rasulullah SAW. Artinya, kita tidak pernah mendapatkan keterangan baik dari Al-Quran al-Kariem, Assunnah An-Nabawiyah mapun dari kitab-kitab fiqih susunan para ulama dahulu dan kini yang membicarakan hal itu.

Sehingga sebaliknya, justru sebagian ulama demi menghindari adanya salah paham terhadap pelaksanaan pujian menjelang shalat ini, mereka menganjurkan untuk tidak melakukannya. Sebab dikhawatirkan akan terjadi iltibas dan kesalahpahaman dari orang-orang nantinya bahwa puian itu dianggap bagian dari rangkaian ibadah shalat. Tentu hal itu harus diperhatikan dengan cermat dan seksama.

Upaya tersebut adalah bagian dari sikap saddan liz-zariah , yaitu mencegah gejala sebuah kemungkaran sejak dini sebelum nantinya benar-benar terjadi.

Bahkan ada juga yang lebih bersemangat dari kalangan ulama yang langsung memfonis bahwa perbuatan itu bid’ah yang diada-adakan, padahal Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkannya. Sebab itu, wajarlah kalau kita lebih memperhatikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kelengkapan aturan shalat, toh masih begitu banyak amalan-amalan yang terkait dalam masalah yang belum lagi terbiasa kita kerjakan. Padahal punya dasar hukum yang kuat.

Tetapi masalah ini memang seringkali dijadikan bahan konflik antara sesama orang awam. Sebagian membela mati-matian adalah pujian sebelum shalat itu, entah karena memang demikian diajarkannya sejak kecil atau sebab lain, yang jelas mereka tidak menerima bila pujian seperti itu dianggap bid?ah. Sementara disisi lain, ada juga dari kalangan umat islam ini yang teralu cepat menuduh saudaranya sebagai ahi bi’dah gara-gara sering melakukan pujian menjelang shalat. Walhasil, keduanya tidak pernah mau akur dan rukun hanya karena urusan seperti ini. Bahkan malah saling mengejek satu sama lain.

Konflik seperti ini seharusnya dihindari. Kedua belah pihak sama-sama perlu belajar. Yang satu perlu belajar lebih dalam tentang fiqih dan sunnah nabawiyah sedangkan yang lain perlu belajar cara dakwah yang santun, bijak dan sukses. Agar masalah ini bisa dipahami dengan kepala dingin dan persatuan umat islam tetap terjaga. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar