Senin, 29 April 2013

MENJEMPUT PERTOLONGAN ALLAH

MENJEMPUT PERTOLONGAN ALLAH
Oleh : Supriyanto, S.Pd*
Untuk murid-muridku kelas 9 SMP Al Hikmah Surabaya TA 2006-2007

Sudah menjadi sunnatullah bahwa tidak selamanya kita terus berada di zona nyaman. Tidak selamanya kita dalam kondisi serba mudah, serba enak, serba santai, serba damai, aman dan sejahtera. Roda kehidupan akan terus berputar. Ada kalanya mudah ada kalanya sulit, ada masanya lapang dan ada masanya sempit. 

Kehidupan ini memang penuh warna. Situasi bisa silih berganti, kapan saja Allah SWT menghendaki. Jika Allah menghendaki untuk menguji kita dengan berbagai cobaan dan musibah, kesempitan dan kesulitan, maka tak ada satupun kekuatan yang mampu menghalanginya.

Justru di saat-saat kesulitan menghadang, badai cobaan dan musibah menerpa kita, saat itulah kita harus semakin mendekat kepada-Nya. Dialah yang membuat semua situasi sulit itu. Justru disaat-saat sulit itulah selayaknya kita terus berjuang untuk mencari jalan keluar seraya terus memohon pertolongan Allah SWT. Karena disaat-saat seperti itulah kita memang akan sangat merindukan datangnya pertolongan Allah SWT. Berikut ini ada beberapa kiat agar pertolongan Allah SWT segera menghampiri kita.

Kiat-kiat untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT :

1.         Meningkatkan Ketaqwaan Kepada Allah SWT

Kiat pertama adalah dengan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sepenuh keyakinan. Keyakinan kita bahwa semua yang menimpa kita adalah semata-mata kehendak Allah SWT hendaknya membawa kita untuk semakin mendakatkan diri kita kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada-Nya.  Karena Allah SWT telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa akan diberikan pertolngan-Nya berupa jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Allah SWT berfirman :
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. (Qs. Ath-Thalaq : 2)

Dan bahwa orang-orang yang bertakwa kepada Allah, tidak saja diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, tetapi ia diberikan pula rezeki oleh Allah SWT dari arah yang tiada disangka-sangkanya, yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.

Selanjutnya Allah SWT menyerukan supaya mereka itu bertawakkal kepada-Nya, karena mencukupkan keperluannya mensukseskan urusannya. Bertawakkal kepada Allah, artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada Allah keberhasilan usahanya. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar barulah ia bertawakkal. Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah tanpa ada usaha dan ikhtiar. 

Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah. Pernah terjadi seorang Arab Badwi berkunjung kepada Nabi di Madinah dengan mengendarai unta. Setelah Arab itu sampai ke tempat yang dituju, ia turun dari untanya lalu masuk menemui Nabi SAW, Nabi bertanya: "Apakah unta sudah ditambatkan?" Badwi itu menjawab: Tidak! Saya melepaskan begitu saja, dan saya bertawakal kepada Allah".

       Nabi SAW. bersabda:

أعقلها وتوكل

     
Tambatkan dulu untamu itu, baru bertawakal.”

       Allah SWT akan melaksanakan dan menyempurnakan urusan orang yang bertawakkal   kepada-Nya sesuai dengan kodrat iradat-Nya, pada waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam ayat ini.


وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ (8)

Artinya:
Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (Q.S Ar Ra'd: 8)

2.        Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

       Kiat kedua adalah dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Mendekat kepada-Nya dengan memperbanyak amal ibadah dan amal shalih kita, baik yang wajib maupun yang sunnah agar kita bisa meraih cinta-Nya. Karena kalau Cinta-Nya sudah kita dapatkan maka pertolongan  Allah SWT akan segera tiba.

Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه البخاري]
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman: ‘Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah maka Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya." [HR Bukhari]

Kalimat, “Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya” menunjukkan bahwa seseorang yang telah menjadi golongan yang dicintai Allah, maka permohonan kepada Allah tidak akan terintangi dan Allah akan memberikan perlindungan kepadanya dari siapa saja yang menakutinya. Allah Maha Kuasa untuk memberikan sesuatu kepadanya sebelum ia memintanya dan memberi perlindungan sebelum ia memohon. Akan tetapi Allah senantiasa mendekat kepada hamba-Nya dengan memberi sesuatu kepada orang-orang yang meminta dan melindungi orang-orang yang meminta perlindungan.

3.        Menolong Agama Allah SWT

Kiat ketiga jika kita termasuk orang yang merindukan datangnya  pertolongan Allah SWT kepada kita adalah dengan menolong agama Allah SWT. 

Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(Qs.Muhammad 47:7)

Ayat ini merupakan perintah Allah kepada kaum mukmin agar mereka menolong agama-Nya, berdakwah kepada-Nya, dan berjihad melawan musuh-musuh-Nya dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Jika mereka melakukan hal itu, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menolong mereka dan meneguhkan mereka, yakni menguatkan mereka dengan kesabaran , ketenangan, dan keteguhan serta membuat badan mereka dapat bersabar di atasnya serta menolong mereka terhadap musuh mereka. 

Ini adalah janji dari Allah Yang Maha Pemurah yang benar janji-Nya, bahwa barang siapa yang menolong agama-Nya baik dengan ucapan maupun perbuatan, maka Dia akan menolongnya, memudahkan sebab-sebab pertolongan, seperti keteguhan dan sebagainya.

4.        Berjihad di Jalan Allah SWT

Kiat keempat jika kita menginginkan untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT adalah dengan melakukan jihad fi sabilillah. 

Allah SWT berfirman :
"Dan orang-orang yang berjihad pada jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Ankabut: 69)

Imam Al-Hasan bin Abil Hasan berkata, "Ayat ini tentang para ahli ibadah." Ibnu 'Abbas dan Ibrahim bin Adham berkata, "Dia itu berkaitan dengan orang-orang yang mengamalkan apa yang mereka ketahui.

Abu Sulaiman al Daarani berkata, "Jihad pada ayat tersebut bukan memerangi orang kafir saja, tetapi maksudnya menolong agama Allah, membantah para pengingkar, melawan orang dzalim, dan yang paling besar adalah menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. Di antaranya juga menjihadi (menundukkan) jiwa untuk taat kepada Allah.

Ibnul Qayim rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Zaadul Ma'ad  begitu juga Ibnul hajar dalam Fathul Baari, macam-macam jihad. Mereka menyebutkan bahwa kata jihad mencakup jihad terhadap nafsu, syetan, orang fasik dan orang kafir. 

Pertama, jihad melawan hawa nafsu. Terdiri dari empat tingkatan;
  • Menundukkan hawa nafsu untuk mempelajari petunjuk. 
  • Menundukkannya untuk mengamalkan petunjuk setelah mengetahuinya.
  • Menundukkannya untuk mendakwahkan petunjuk. Jika tidak, maka ia termasuk orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah.
  • Menundukkannya untuk sabar menghadapi kesulitan dakwah dan menerima hal itu semua karena Allah.

Apabila seseorang mampu melaksanakan empat hal di atas, maka dia termasuk ke dalam golongan Rabbaniyyin. Karena para ulama salaf bahwa orang yang berilmu tidak bisa menjadi figur yang rabbani sampai ia mengerti kebenaran, mengamalkannya, dan mengajarkannya.

Kedua, jihad melawan syetan. Ini terdiri dari dua macam: 1) Menghilangkan syubuhat (keraguan) yang dihembuskan oleh syetan, dengan keyakinan. 2) Menghilangkan syahwat (kesenangan) yang dihembuskan oleh syetan, dengan bekal kesabaran.

Ketiga, jihad melawan orang kafir dan orang munafik. Terdiri dari empat tingkatan: Dengan hati, lisan, harta, dan jiwa.  Dan jihad melawan orang kafir lebih khusus dilakukan dengan tangan (kekuaan fisik). Sedangkan jihad melawan orang munafik lebih khusus dilakukan dengan lisan.

Keempat, jihad melawan pelaku kedzaliman, kemungkaran, dan bid’ah.  Terdiri dari tiga tingkatan: Dengan tangan, jika mampu. Namun bila tidak mampu, maka dengan lisan. Jika tidak mampu dengan lisan, baru  boleh dengan hati.

5.        Menolong Orang Lain
Kiat kelima jika kita termasuk orang yang mengharapkan datangnya  pertolongan Allah SWT kepada kita adalah dengan menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan. 

Islam bukanlah agama individualis. Islam justru menunjukkan jiwa sosialnya yang tinggi dalam sebagian besar ajarannya. Termasuk saat kita terjepit dalam berbagai kesulitan, justru solusinya adalah dengan menolong orang lain yang juga kesulitan.

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa ingin agar do’anya terkabulkan dan kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR.Ahmad)
_____________________________________________________________
·         * Penulis adalah Pendidik dan Koordinator Wali Kelas 9 di SMP Al Hikmah Full Day School  Surabaya TA 2006-2007 dan Direktur Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa.



  

Kamis, 25 April 2013

Siksa Kubur


                            SIKSA KUBUR

                       Oleh : Supriyanto, S.Pd*

  
Berikut ini kami sajikan ilustrasi materi terkait dengan siksa kubur. Materi ini merupakan salah satu bahasan dalam Program Halaqoh Tarbawiyah di LPI At-Taqwa Gresik. Semoga para peserta dan pemateri serta kaum muslimin pada umumnya bisa mengambil manfaat. Amin.


Pokok-Pokok Materi Siksa Kubur :

   1. Proses terjadinya kematian

             Al-Imam Ahmad, Abu daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Awanah Al-Isfira’ainy di dalam “shahih”-nya meriwayatkan, Rasululllah SAW bersabda, “...Kemudian malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk didekat kepalanya , seraya berkata, ‘Hai jiwa yang tenang, keluarlah kepada ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Maka jiwa itu keluar dengan cara mengalir seperti air yang mengalir, lalu malaikat itu mangambilnya. Setelah malaikat pencabut nyawa mengambilnya, par malaikat yang lain tidak membiarkannya ada ditangan sekejab matapun, hingga mereka mengambilnya dan meletakkannya di kafan. Jiwa itu keluar dengan bau yang harum, seharum hembusan minyak kesturi yang ada di muka bumi.
Beliau bersabda,“Lalu para malaikat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat, mel;ainkan sekumpulan malaikat ini berkata,”Betapa harumnya roh ini.”
  
Para malaikat yang membawanya berkata,”Ini adalah Fulan bin Fulan.” Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling baik seperti biasanya manusia menyebut namanya di dunia, hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Maka langit itu dibukakan baginya. Dia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat Allah bersemayam. Allah berfirman,”Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pula Aku mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain Aku mengeluarkan mereka.”

   2. Keadaan pertama yang dihadapi oleh si mayyit setelah dikuburkan

                 Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ، وَتَوَلّىَ عَنْهُ أَصْحَابُهُ، إِنّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرّجُلِ ؟ فَأَمّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنّهُ عَبْدُ اللّهِ وَرَسُولُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: “انْظُرْ إِلَىَ مَقْعَدِكَ مِنَ النّارِ. قَدْ أَبْدَلَكَ اللّهُ بِهِ مَقْعَداً مِنَ الْجَنّةِ” قَالَ نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: “فَيَرَاهُمَا جَمِيعاً”.
“Sesungguhnya seorang hamba bila diletakkan di dalam kuburnya dan para pengantarnya telah kembali pulang, sunggguh dia akan mendengarkan gesekan sandal-sandal mereka. Datang kepadanya dua malaikat, maka keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Apa pendapatmu tentang orang ini (yakni nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam)? Adapun seorang yang mukmin akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwasanya dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’. Maka dinyatakan kepadanya, ‘Lihatlah kepada tempatmu di neraka, sungguh telah digantikan oleh Allah dengan sebuah tempat di surga.” Maka Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kemudian dia melihat kedua tempat tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menceritakan kepada kita bagaimana ‘pertanyaan yang terjadi di alam kubur’. Adapun orang-orang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah sewaktu mereka ditanya di dalam kubur masing-masing. Itulah yang dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Quran yang mulia:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Permulaan dari alam akhirat adalah alam barzakh (alam kubur). Oleh karena itu, seorang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah untuk menjawab pertanyaan kubur, sebagaimana di dalam hadits yang telah lalu.

 Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dari hadits Al-Bara’ bin ‘Azib bahwa Rasulullah bersabda:

الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ: يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. فَذَلِكَ قَوْلُهُ: يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ

“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Maka itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: ‘ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
              
            Al-Imam Ahmad, Abu daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Awanah Al-Isfira’ainy di dalam “shahih”-nya  meriwayatkan, Rasululllah SAW bersabda, “...Maka rohnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya. Dua malaikat bertanya,”Siapakah Rabbmu?” Dia menjawab,”Rabbku Allah.” “Apa agamamu?”” Tanya dua malaikat. “Agamaku Islam.” “Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat. “Dia adalah Rasul Allah” jawabnya. “Apa yang kamu ketahui tentang benda ini?” tanya dua malaikat. “Aku membaca kitab allah, maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya.” Jawabnya.

              Lalu ada penyeru yang menyeru dari langit, ”HambaKu benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah satu pintu surga.”

              Beliau bersabda,”Maka hamba itu didatangkan dengan aroma rohnya yang harum semerbak, kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia didatangi seoranglelaki yang wajahnya menawan , pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu berkata,”Bergembiralah karena sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.”

              Hamba itu bertanya,”Siapakah engkau?Wajahmuadalahwajah yang datang sambil membawa kebaikan.” “Aku adalah amalmu yang shalih.”Hamba ituberkata,”Ya rabbi, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”

              Beliau bersabda,”sementara hamba yang kafir, sat dia menunggakan dunia dan menuju ke akhirat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang menghitam sambil membawa kain tenun yang kasar. Mereka duduk sejauh matamemandang. Lal malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata,”Hai jiwa yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.”

              Rohnya berpencar-pencar di badnnya lalu malaikat itu mencabut rohnya sebagaimana dia mencabut besi tusuk dari kain wool yang basah dan mengambil rohnya. Jika malaikat pencabutnyawa sudah mengambil rohnya, maka par mlaikat yang lain tidak membiarkan roh itu ada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejab matapun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu, yang mengeluarkan bau busuk  seperti bau bangkai yang ada di muka bumi. Mereka membawanya naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka bertanya,”Apa bau yang busuk ini?”

              Para malaikat yang membawa rohnya menjawab,”Dia Fulan bin Fulan” dengansebutan nama yang paling buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Mereka tiba dilangit dunia. Tapi langit itu tidak dibukakan baginya. Kemudian Rasulullah SAW manbaca ayat,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit , dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum.”(Qs.Al-A’Raf :40)

              Allah Azza Wa Jalla berfirman,”Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah.”
              Maka rohnya dilemparkan sekali lemparan. Lalu beliau membaca ayat,”Dan, barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj : 31)

              Lalu rohnya dikembalikan ke badannya. Setelah itu dua malaikat mendatanginya seraya bertanya,”Siapakah Rabbmu?” Dia menjawab,”Hah, hah, aku tidak tahu.” .” “Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat. ,”Hah, hah, aku tidak tahu.” Jawabnya.
              Lalu ada penyeru yang menyeru dari arah langit,”Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu baginya yang menuju neraka.”

              Maka didatangkan pada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Lalu dia didatangi seorang lelaki yang buruk wajahnya, buruk pakaiannya dan mengeluarkan bau yang busuk, seraya berkata,”Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Ini hari yang dijanjikan kepadamu.”

            Hamba itu bertanya,’Siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa keburukan.” Orang yang datangmenjawab,”Aku adalah amalmu yang buruk.” Hamba itu berkata,”Ya Rabbi, janganlah engkau datangkan hari kiamat.”

 3. Gambaran tentang kenikmatan kubur dan golongan manusia yang berhak mendapatkannya
               
            Banyak dalil bahwa nanti setelah orang Mukmin meninggal akan diberikan kenikmatan dalam kubur sebelum mereka merasakan kenikmatan di surga yang abadi. Nikmat kubur yang diberikan Alloh itu terus dirasakannya dan tak terputus sampai hari Kiamat.
            Di antara gambaran kenikmatan yang akan diperoleh seorang Mukmin di dalam kubur adalah: Dibentangkan baginya permadani dari surga, Diberikan pakaian dari surga.Dibukakan pintu menuju surga agar dapat merasakan wanginya, anginnya dan agar dapat dilihat oleh mata kepalanya kenikmatan surga. Dilapangkan kuburnya. Diberikan kabar gembira tentang keridhoan Alloh, Kegembiraannya melihat tempatnya di neraka diganti oleh Alloh dengan tempat di surga. Tidur seperti tidurnya pengantin dan kuburnya bercahaya.

 4. Gambaran tentang siksa kubur dan golongan manusia yang pantas menempatinya.
  
              Ibnul Qayyim menulis dalam buku “Roh”, “ Telah disebutkan dalam hadits Abu Hurairah ra. yang di dalamnya disebutkan kepala orang-orang yang dipukul dengan batu, karena kepala mereka berat melaksanakan shalat, ada pula orang-orang yang memakan daging busuk dan kotor karena zina yang mereka lakukan di dunia, orang-orang yang memotong bibirnya dengan alat pemotong karena mereka suka menyebarkan fitnah dalam pidatonya.

            Telah disebutkan hadits Abu Sa’id tentang siksa yang dijatuhkan kepada orang-orang yang melakukan berbagai macam kejahatan. Di antara mereka ada yang perutnya menggelembung sebesar rumah. Mereka berada di jalan pengikut Fir’aun. Mereka adalah pemakan riba.  Di antara mereka ada yang membuka mulutnya lalu menyuapkan bara api hingga bara itu keluar lagi dari duburnya. Mereka itu adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim. Di antara mereka ada para wanita yang menggelantung pada payudaranya. Mereka adalah para wanita pezina.  Di antara mereka ada yang memotong daging lambungnya lalu memakannya. Mereka adalah orang yang suka menggunjing. Di antara mereka ada yang memiliki kuku dari tembaga, lalu mereka mencakari muka dan dadanya. Mereka adalah orang yang suka menodai kehormatan manusia.

        Sisksa kukbur bisa disebabkan oleh kedurhakaan hati, mata, telinga, mulut, lisan, perut, kemaluan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan”

             Banyak hadits yang menerangkan tentang orang-orang yang akan mendapatkan adzab kubur, di antaranya: Mereka yang tidak bersuci setelah buang air kecil, sehingga ia masih bernajis, yang suka mengadu domba, mereka yang suka berbuat ghulul/korupsi, yang suka berdusta, yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Alloh dan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh-Nya serta meninggalkan salah satu sholat yang wajib, yang berzina, yang memakan riba, yang suka berhutang dan tidak melunasi hutangnya.

5. Hikmah dari beriman kepada adanya kenikmatan dan siksa kubur.

        Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari iman kita kepada azab dan siksa kubur. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Mendorong kita untuk semakin bersemangat dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT.
b.    Merasa ngeri dan takut ketika hendak melakukan kemaksiatan karena mengingat akan dahsyatnya  siksa neraka.
c.    Memberikan hiburan kepada kaum mukmin dari apa yang ia tertinggal dari dunia ini dan dari apa yang dia harapkan (tidak kesampaian) ketika di dunia karena yakin bahwa masih ada kehidupan setelah mati.

___________________________________________

* Penulis adalah Direktur Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa Gresik