Malam-Malam
Seorang Kekasih
Untuk murid-muridku kelas
III-3
SMP Al-Hikmah Surabaya
Matahari tenggelam di barat. Ufuk yang
kemerah-merahan tenggelam ditelan kelam. Suara jengkerik sahut menyahut
menyelinap di antara kesunyian. Suasana itu merangkak menyusuri lorong waktu
kegelapan. “Wallaili idza yaghsyaa (Demi malam apabila menutupi)...”
demikianlah Allah swt bersumpah dengan malam.
Malam adalah sebuah saat yang penting dalam kehidupan manusia. Malam melahirkan pusi-pusi rindu dan merana. Malam melahirkan gagasan-gagasan besar dan mempesona. Malam membangkitkan gairah kerja dan semangat membara.
Itulah malam seorang mukmin, seorang pecinta sejati. Malam-malam mereka sangat menentukan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan sebuah teladan yang istimewa tentang hal ini.
Waktu Strategis
Malam
adalah waktu yang strategis dalam kehidupan manusia. Malam mengadirkan
ketenangan berfikir, karena pada saat itu hanya manusia yang sungguh-sungguh
memiliki kepentingan saja yang jaga dari tidurnya. Hanya manusia tertentu saja
yang rela membuka mata disaat manusia-manusia lainnya terlelap dalam mimpi yang
menggoda.
Para pencuri dan perampok adalah di antara mereka yang menghargai malam. Mereka bekerja pada malam hari. Di jalan-jalan yang sunyi atau mendatangi rumah-rumah yang penghuninya terlena dalam tidur yang melengahkan. Para penjahat politikpun merancang strategi mereka pada waktu malam.
“ Dan mereka (orang-orang munafiq) itu megatakan : “(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat pada malam hari mengambil (keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur pada malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi pelindung.”(Qs. An-Nisaa:81).
Malam lebih berharga lagi bagi seorang mukmin, khususnya bagi mereka yang berjuang menegakkan Islam di tengah-tengah masyarakat mereka. Allah SWT menyatakan hal ini ketika melukiskan sifat-sifat hamba-Nya yang sholeh yang disebutNya sebagai ibaadurrahmaan. Malam-malam mereka adalah malam-malam yang penuh kontak dengan Sang Kekasih.
“ Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”(Qs. Al-Furqan:63-64).
Menegakkan Malam
Iqomatul lail(mengakkan malam) memang bukan pekerjaan yang mudah. Diperlukan
upaya yang sungguh-sungguh bagi seseorang untuk dapat mengisi malam mereka
dengan pendekatan diri kepada Allah atau hal-hal yang produktif dan membangun
bagi tegaknya iman pada diri dan lingkungannya. Allah swt menggambarkan hal ini
daam firman-Nya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) mereka menyungkur sujud dan berasbih serta memuji Tuhannya sedang mereka tidak mnyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”(Qs.As-Sajadah : 15-16)
Hamka dalam tafsir Al-Azharnya menyatakan bahwa menjauhnya lambung dari tempat tidur adalah sebuah prumpamaan yang menggambarkan pertarungan di antara keinginan beribadah shalat malam dengan mata yang sagat mengantuk. Akhirnya iman memenangkan pertarungan tersebut sehingga lambung terenggang jauh dari tempat pembaringan.
Pertarungan terebut lebih jela digambarkan Raulullah dalam beberapa hadistnya. Syetan digambarkan sebagai makhluk yang senantiasa datang menggoda manusia untuk bangun menegakkan malam.
“Ibnu Mas’ud ra
berkata : “Diceritakan kepada Rasulullah saw ada orang ketiduran hingga pagi.”
Berkata Nabi saw : “ Orang itu telinganya telah dikencingi oleh syetan.”(HR Bukhary dan Muslim)
“Abu Hurairah ra berkata : “syetan mengikat di atas kepala salah satu kamu jika kamu tidur, tiga bundelan. Pada tiap bundelan ia berkata: Masih jauh malam, maka tidurlah !” Maka apabila bangun dan berdzikir terlepas satu bundelan, dan jika ia berwudlu terlepas bundelan yang kedua, kemudian jika ia shalat terlepas semua bundelan tersebut, sehingga pagi-pagi ia menjadi tangkas riang gembira dan lapang dada. Kalau tidak (bangun) maka ia sempit dada dan malas.” (HR Bukhary dan Muslim)
Melewati malam dengan hanya semata tidur dan tidur bukanah ciri dari seorang mukmin yang sejati. Apalagi ia dalam posisi sebagai seorang pemimpin.
“Mereka (orang-orang
yang bertaqwa) sedikit sekali tidur di waktu malam.” (Qs. Adz-Dzariat : 17)
Shalat Malam
Apa yang dikerjakan
seorang mukmin pada malam hari ? Rasulullah saw telah memberi contoh teladan
beberapa ibadah yang sangat cocok dilakukan pada malam hari.
“Dan pada
sebagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Qs. Al-Israa : 79)
Abu Hurairah ra
berkata : “Rasulullah saw bersabda : “seutama-utama shaum sesudah shaum
Ramadhan adalah shaum sunnah pada bulan Muharram. Dan seutama-utama shalat
sesudah shalat wajib adalah shalat sunnah pada waktiu malam.” (HR Bukhary)
Shalat yang dilakukan pada waktu malam hari sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang.
Partisipasi Keluarga
Abu Hurairah ra ra
berkata : “Allah sayang kepada seseorang laki-laki yang bangun shalat malam dan
membangunkan istrinya. Jika tidak suka bangun disiram air mukanya. Demikian
pula Allah sayang kepada seorang perempuan yang bangun shalat malam dan
membangunkan suaminya . Jika menolak maka disiram air ke mukanya.” (HR. Abu
Dawud)
Abu Hurairah dan Abi Sa’id ra berkata : “Rasulullah saw bersabda : “ Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga sempat shalat keduanya dua rakaat, maka tercatat keduanya ke dalam golongan yang selalu berdzikir.” (HR. Abu Dawud)
Semangat dan Peringatan
Ali ra. Berkata :
Ketika saya tidur barsama Fathimah tiba-tiba Nabi saw mengetuk pintu sambil
berkata :”Tidakkah bangun kamu untuk shalat berdua ?” (HR Bukhary dan Muslim)
Salim bin Abdullah
bin Umar berkata : “Ayah berkata kepada saya bahwa Rasulullah saw bersabda, “
Sebaik-baik orang(Ialah) Abdullah andai ia suka shalat malam.”Berkata Salim
:”Maka sejak itu Abdullah tiada tidur malam kecuali sedikit sekali.” (HR
Bukhary dan Muslim)
Abdullah bin Amru
bin Ash ra berkata :” Rasulullah saw berkata kepadanya”Hai Abdullah jangan kamu
meniru fulan, dahulunya ia bangun shalat malam dan kini meninggalkan shalat
malam.” (HR Bukhary dan Muslim)
Waqfah Tarbawiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar