Selasa, 08 November 2011

Renungan 1 : ADAM KHO



ADAM KHO
Oleh : Supriyanto, S.Pd*


Adam Kho adalah seorang pelajar dari Singapura. Sejak SD sampai SMA, nilainya selalu berada di peringkat yang paling bawah. Dia tidak pernah merasa berarti dalam hidupnya.
Sampai suatu ketika, ia mengikuti perkemahan pemuda yang diadakan sekolahnya. Di sana ia belajar memasak, jelajah alam, bekerja dalam tim, dan menyelesaikan berbagai permainan kelompok.
Dia merasa sangat berarti di samping teman-temannya. Dia merasa bisa mandiri dan menemukan jati dirinya. Adam Kho bertekad, dia harus menjadi orang yang lebih berarti dalam hidupnya.
Sejak itu, dia lebih rajin belajar dan bekerja. Dia mengubah semua kebiasaan buruknya, malas, hura-hura, boros, cuek dan sebagainya menjadi rajin, hemat, supel dalam bergaul, dan seterusnya.
Akhirnya dia lulus SMA dengan nilai yang sangat baik. Kemudian dia meneruskan kuliah di perguruan tinggi dengan semangat belajar yang hebat dan berhasil lulus dengan predikat summa cumlude.
Kini Adam Kho di negaranya lebih dikenal sebagai sosok pengusaha yang sangat sukses dan suka membantu sesamanya.
Sahabat, boleh jadi kita pernah mengalami kondisi seperti yang dialami Adam Kho saat SD-SMA itu. Atau bahkan hingga kinipun kita masih merasa seperti itu. Kita merasa selalu menjadi pecundang. Selalu berada di level terbawah, selalu tersingkir dari lingkungan, selalu merasa rendah diri dan merasa tidak punya arti sama sekali.
Padahal, Allah menciptakan kita dengan segudang potensi. Bukankah Allah menciptakan kita untuk menjadi khalifah di muka buni selain sebagai hamba-Nya? Tugas sebagai khalifah adalah memakmurkan bumi. Tentu bukan sebuah tugas yang ringan.
Mungkinkah Allah begitu teganya memberi kita sebuah tugas berat tanpa membekali kita dengan kemampuan untuk mengembannya? Tidak mungkin!!!
  
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Qs.2 : 286)
Sahabat, Allah telah menganugerahkan kepada kita potensi dahsyat yang bahkan para malaikat pun tidak memilikinya. Kemampuan untuk belajar, menyerap ilmu, membardayakan otak dan akal pikiran sehingga semakin berkembang pulalah kemampuan kita untuk menjalani hidup ini dan mengemban tugas khalifah tersebut.

Mari terus belajar, menggali potensi. Bergaul dengan sebanyak mungkin manusia dengan berbagai karakternya, menyerap ilmu dan pengalaman dari mereka. Bekerja sama dengan sebanyak mungkin relasi, membaca sebanyak mungkin buku dan sumber ilmu, mengikuti sebaganyak mungkin pelatihan, Work Shop, Super Camp atau kegiatan apapun yang memungkinkan kita untuk bisa terus menggali lebih dalam dan lebih banyak potensi diri kita sehingga kemampuan kita semakin berkembang. Sehingga kita tidak lagi menjadi pecundang. Sehingga Allah akan tersenyum melihat prestasi amaliah kita.
Selamat berjuang dan berprestasi. Sukses selalu untuk Anda.
___________________________________________
* Penulis Adalah Direktur Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa


2 komentar: