HARGA
SEBUAH KEAJAIBAN
Oleh : Supriyanto, S.Pd
(Kepala Madin At-Taqwa)
(Kepala Madin At-Taqwa)
Alkisah,
seorang anak perempuan berumur delapan tahun mendengar orang tuanya berbicara
tentang adiknya. Dia tahu bahwa adiknya sakit keras dan mereka tak punya uang
lagi. Mereka sudah pindah ke rumah yang lebih kecil karena rumah yang
sebelumnya dijual untuk untuk membayar biaya-biaya dokter. Sekarang hanya
pembedahan yang sangat mahal yang bisa menyelamatkannya dan tak ada lagi yang
bersedia meminjami mereka uang.
Sang
bocah mendengar ayahnya berbisik putus asa kepada ibunya yang sedang menangis,
“Hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya sekarang.”
Anak
itu lalu pergi ke kamarnya dan menarik sebuah guci dari tempat persembunyiannya
di dalam lemari. Dia menumpahkan semua uang receh dari dalam guci itu ke lantai
dan menghitungnya dengan cermat. Setelah dihitung, semua uang receh itu
dimasukkan lagi ke dalam guci.
Sambil
mengepit guci yang berharga itu erat-erat, dia menyelinap keluar dari
pintu belakang dan pergi ke toko
obat setempat enam blok jauhnya. Dia mengambil sebagian uang dari gucinya dan
meletakkannya di meja kaca.
“Mau
beli apa?” Tanya penjual obat. ‘Untuk adikku,”jawab gadis kecil itu.”Dia sakit
keras dan aku ingin membeli sebuah keajaiban.”
“Apa?”
Tanya sang penjual obat.
“Namanya
Andrew dan dia punya sesuatu yang buruk tumbuh di dalam kepalanya dan ayahku
bilang hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya. Jadi berapa harga keajaiban itu?”
“Kami
tidak menjual keajaiban, Nak. Maaf,” kata sang tukang obat, tersenyum sedih pada gadis
kecil itu.
“Begini,
Pak, aku punya uang untuk membayarnya. Kalau uang itu tidak cukup, aku akan
mencoba mencari tambahan. Katakan saja berapa harganya.”
Di
toko itu ada seorang pelanggan yang berpakaian rapi. Dia membungkuk dan
bertanya kepada sang gadis kecil, “Keajaiban macam apa yang dibutuhkan adikmu?”
“Aku
tidak tahu,” jawabnya
dengan mata berkaca-kaca. “Dia sangat sakit dan ibuku bilang dia perlu
dioperasi. Tapi ayahku tidak bisa membayarnya, jadi aku membawa tabunganku.”
“Berapa
uang yang kamu punya?”, tanya
pria itu. “Satu Dolar
Sebelas
Sen,
tapi aku bisa mencari tambahan,” jawabnya hamper tak terdengar.
“Wah,
kebetulan sekali,” ucap pria itu sambil tersenyum. “Satu Dolar Sebelas Sen, harga yang tepat untuk sebuah
keajaiban.”
Pria
itu mengambil uangnya, lalu menggenggam tangan sang gadis kecil seraya berkata,
“Bawa saya ke tempat kamu tinggal. Saya ingin melihat adikmu dan bertemu dengan
orang tuamu. Mari kita lihat apakah saya punya keajaiban yang kamu butuhkan.”
Pria
berpakaian rapi itu adalah Dr. Carlton Amstrong, seorang ahli bedah, spesialis
dalam bedah otak. Operasinya dikerjakan tanpa bayaran dan tak lama kemudian,
Andrew sudah bisa pulang ke rumahnya lagi dan sehat.
“Bedah
itu,” bisik ibunya, “betul-betul sebuah keajaiban. Berapa ya biayanya?”
Gadis
itu tersenyum. Dia tahu pasti berapa harga keajaiban itu…. Satu Dolar Sebelas Sen… plus keyakinan seorang anak
kecil. Kegigihan bisa mewujudkan keajaiban.
**********$$$$$$$$$$$$$$$$$$**********
Sahabat,
kisah diatas benar-benar terjadi. Sebuah kisah nyata dari negeri seberang sana,
Amerika. Dikisahkan oleh mantan mahasiswa yang pernah belajar di Stanford
University dan pulang ke India untuk mengembangkan perusahaan minyak goreng ayahnya
yang telah bangkrut dan menyulapnya menjadi WIPRO, sebuah perusahaan besar yang
memproduksi berbagai macam software untuk Microsoft. Dialah Azim Hasham Premzi.
Pengusaha muslim sukses dari Mumbai, India, yang kekayaannya pernah bertengger
di urutan ke-3 di India dan urutan orang terkaya ke-22 dunia versi Majalah
Forbes.
Sahabat,
kisah di atas memberikan beberapa pelajaran berharga kepada kita. Pertama, bahwa Allah SWT tidak akan
menguji hamba-Nya
melebihi kemampuannya untuk menjalaninya. Maka dari itu hendaklah kita
senantiasa bersabar dan tidak putus asa. Kita yakin bahwa Allah SWT pasti akan
menolong kita.
Allah
SWT berfirman,
Ÿ
“
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya.."(Qs.Al-Baqarah 2: 286)
“Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Qs.Yusuf 12:87)
Kedua,
bahwa Allah SWT berkehendak menguji kita, salah satunya adalah karena ingin
melihat kesungguhan kita dalam beramal, berusaha dan memecahkan masalah-masalah
yang kita hadapi. Oleh karena itu, apapun yang terjadi, selama kita berada di
jalan Allah, kita harus senantiasa antusias dan bersungguh-sungguh dalam semua
urusan kita. Karena seiring dengan kesungguhan kita itulah Allah SWT akan
menunjukkan jalan keluar bagi
kita.
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(Qs Al-Ankabut 29:69)
Ketiga,
kasih sayang dan kepedulian kita kepada sesama, apalagi untuk saudara dan
keluarga kita sendiri pasti akan membuat Allah SWT mencurahkan kasih sayang-Nya juga kepada kita dan kepada
siapa yang kita sayangi. Karena itu janganlah menahan kasih sayang dan kepedulian kita kepada
saudara-saudara kita agar kasih sayang
Allah senantiasa
tercurah
untuk kita semua.
Rasulullah SAW Bersabda, ““Barangsiapa ingin agar do’anya terkabulkan
dan kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.”
(HR.Ahmad)