Kamis, 18 Juli 2013

HARGA SEBUAH KEAJAIBAN



HARGA SEBUAH KEAJAIBAN
Oleh : Supriyanto, S.Pd 
(Kepala Madin At-Taqwa)

Alkisah, seorang anak perempuan berumur delapan tahun mendengar orang tuanya berbicara tentang adiknya. Dia tahu bahwa adiknya sakit keras dan mereka tak punya uang lagi. Mereka sudah pindah ke rumah yang lebih kecil karena rumah yang sebelumnya dijual untuk untuk membayar biaya-biaya dokter. Sekarang hanya pembedahan yang sangat mahal yang bisa menyelamatkannya dan tak ada lagi yang bersedia meminjami  mereka uang.

Sang bocah mendengar ayahnya berbisik putus asa kepada ibunya yang sedang menangis, “Hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya sekarang.” 

Anak itu lalu pergi ke kamarnya dan menarik sebuah guci dari tempat persembunyiannya di dalam lemari. Dia menumpahkan semua uang receh dari dalam guci itu ke lantai dan menghitungnya dengan cermat. Setelah dihitung, semua uang receh itu dimasukkan lagi ke dalam guci.

Sambil mengepit guci yang berharga  itu erat-erat, dia menyelinap keluar dari pintu belakang dan pergi ke toko obat setempat enam blok jauhnya. Dia mengambil sebagian uang dari gucinya dan meletakkannya di meja kaca.

“Mau beli apa?” Tanya penjual obat. ‘Untuk adikku,”jawab gadis kecil itu.”Dia sakit keras dan aku ingin membeli sebuah keajaiban.”

“Apa?” Tanya sang penjual obat.

“Namanya Andrew dan dia punya sesuatu yang buruk tumbuh di dalam kepalanya dan ayahku bilang hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya. Jadi berapa harga keajaiban itu?”

“Kami tidak menjual keajaiban, Nak. Maaf,” kata sang tukang obat, tersenyum sedih pada gadis kecil itu.

“Begini, Pak, aku punya uang untuk membayarnya. Kalau uang itu tidak cukup, aku akan mencoba mencari tambahan. Katakan saja berapa harganya.”

Di toko itu ada seorang pelanggan yang berpakaian rapi. Dia membungkuk dan bertanya kepada sang gadis kecil, “Keajaiban macam apa yang dibutuhkan adikmu?”

“Aku tidak tahu,” jawabnya dengan mata berkaca-kaca. “Dia sangat sakit dan ibuku bilang dia perlu dioperasi. Tapi ayahku tidak bisa membayarnya, jadi aku membawa tabunganku.”

“Berapa uang yang kamu punya?”, tanya pria itu. “Satu Dolar Sebelas Sen, tapi aku bisa mencari tambahan,” jawabnya hamper tak terdengar.

“Wah, kebetulan sekali,” ucap pria itu sambil tersenyum. “Satu Dolar Sebelas Sen, harga yang tepat untuk sebuah keajaiban.”

Pria itu mengambil uangnya, lalu menggenggam tangan sang gadis kecil seraya berkata, “Bawa saya ke tempat kamu tinggal. Saya ingin melihat adikmu dan bertemu dengan orang tuamu. Mari kita lihat apakah saya punya keajaiban yang kamu butuhkan.”

Pria berpakaian rapi itu adalah Dr. Carlton Amstrong, seorang ahli bedah, spesialis dalam bedah otak. Operasinya dikerjakan tanpa bayaran dan tak lama kemudian, Andrew sudah bisa pulang ke rumahnya lagi dan sehat.

“Bedah itu,” bisik ibunya, “betul-betul sebuah keajaiban. Berapa ya biayanya?”

Gadis itu tersenyum. Dia tahu pasti berapa harga keajaiban itu…. Satu Dolar Sebelas Sen… plus keyakinan seorang anak kecil. Kegigihan bisa mewujudkan keajaiban.

**********$$$$$$$$$$$$$$$$$$**********

Sahabat, kisah diatas benar-benar terjadi. Sebuah kisah nyata dari negeri seberang sana, Amerika. Dikisahkan oleh mantan mahasiswa yang pernah belajar di Stanford University dan pulang ke India untuk mengembangkan perusahaan minyak goreng ayahnya yang telah bangkrut dan menyulapnya menjadi WIPRO, sebuah perusahaan besar yang memproduksi berbagai macam software untuk Microsoft. Dialah Azim Hasham Premzi. Pengusaha muslim sukses dari Mumbai, India, yang kekayaannya pernah bertengger di urutan ke-3 di India dan urutan orang terkaya ke-22 dunia versi Majalah Forbes.

Sahabat, kisah di atas memberikan beberapa pelajaran berharga kepada kita. Pertama, bahwa Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya melebihi kemampuannya untuk menjalaninya. Maka dari itu hendaklah kita senantiasa bersabar dan tidak putus asa. Kita yakin bahwa Allah SWT pasti akan menolong kita.

Allah SWT berfirman,
Ÿ 
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.."(Qs.Al-Baqarah 2: 286)

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Qs.Yusuf 12:87)

Kedua, bahwa Allah SWT berkehendak menguji kita, salah satunya adalah karena ingin melihat kesungguhan kita dalam beramal, berusaha dan memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu, apapun yang terjadi, selama kita berada di jalan Allah, kita harus senantiasa antusias dan bersungguh-sungguh dalam semua urusan kita. Karena seiring dengan kesungguhan kita itulah Allah SWT akan menunjukkan jalan keluar bagi kita.
 
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(Qs Al-Ankabut 29:69)

Ketiga, kasih sayang dan kepedulian kita kepada sesama, apalagi untuk saudara dan keluarga kita sendiri pasti akan membuat Allah SWT mencurahkan kasih sayang-Nya juga kepada kita dan kepada siapa yang kita sayangi. Karena itu janganlah menahan kasih sayang dan kepedulian kita kepada saudara-saudara kita agar kasih sayang Allah senantiasa tercurah untuk kita semua.

Rasulullah SAW Bersabda, ““Barangsiapa ingin agar do’anya terkabulkan dan kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.” (HR.Ahmad)